Enhancing Inter-Ethnic Harmony in a Multicultural Society: Lessons from a Case Study of the Harmonization of Malay and Chinese Ethnicities in Belitung Island
Abstract
This article explores how inter-ethnic harmony in a multicultural society is formed, with a focus on the harmonization of ethnic Malays and Chinese on Belitung Island. This case study explores how interaction and integration occur between ethnic Malays and Chinese on Belitung Island so that harmonization is formed. This study uses a qualitative approach with data collection in the form of literature studies, observations and interviews with informants who come from ethnic Malays and Chinese. Social interaction between ethnic Malays and Chinese in Belitung has been running very harmoniously until now. Social interaction between the two ethnic groups is formed from an associative social process that arises from the principles of openness and equality. Social integration between ethnic Malays and Chinese in Belitung was formed from a relatively long process of social interaction with the principle of equality with the motto "Tong Ngin Fan, Ngin Jit Jong", which means that Chinese and Malays are the same or equal. In addition, social integration is also influenced by the high sense of tolerance between the two ethnic groups, so that social integration can be closely intertwined until now.
References
Akbar, T. R. (2020). Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang) (Bachelor's Thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Creswell, J. W. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches. London: SAGE.
Damiasih, D., & Riana, R. (2022). Motto ‘Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong’in Harmonization Life Public Malay and Chinese on Bangka Island. Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, 8(3), 426-436.
Demerath, N. J., & Peterson. R. A. (1966). System of Change and Conflict. New York: The Free Press.
Destriadi, A., Rustandi, R., & Putri, M. F. J. L. (2022). Harmonisasi Kerukunan Hidup Etnis Melayu dan Tinghoa dalam wujud sila Persatuan Indonesia di Kabupaten Bangka Selatan. SOSIETAS, 12(2), 1262-1275.
Gillin, J. W., & Gillin, J. P. (1950). Cultural sociology. New York: Macmillan.
Given, L. M. (2008). The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods. Los Angeles: SAGE.
Ibrahim, I., Hidayat, A., & Herza, H. (2022). Habituasi Subkultur Tionghoa di tengah Dominasi Melayu Bangka: Politik Berbagi Peran. Society, 10(2), 146-162.
Idi, A. (2009). Asimilasi Cina dan Melayu di Bangka. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Idi, A. (2012). HARMONI SOSIAL: Interaksi Sosial Natural-Asimilatif Antara Etnis Muslim Cina dan Melayu-Bangka. THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam, 13(2), 383.
Maharsyah, D. (2023). Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Cipulir (Studi Kasus Masyarakat di Wilayah RT 03). (Bachelor's Thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Marta, R. F. (2018). Perjuangan Multikulturalisme Perhimpunan Indonesia Tionghoa dalam Perspektif Rekognisi Axel Honneth. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 4(01), 23-31. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i01.1649
Merton, R. K. (1949). Social Theories and Social Structure. Illionis: The Free Press.
Miles, B. M., & Huberman, M. A. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Y. A. (2013, November 29). Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung. Historia-Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Retrieved from https://historia.id/kultur/articles/peranakan-tionghoa-di-bangka-belitung-6keRv
Permana, N. A. (2002). Berita Penelitian Revitalisasi Lembaga Adat dalam Menyelesaikan Konflik Etnis Menghadapi Otonomi Daerah. Antropologi Indonesia, 68(1), 18–21. https://doi.org/10.7454/ai.v0i68.3439
Reid, A. (2009). Escaping the Burdens of Chineseness. Asian Ethnicity, 10(3), 285-296. https://doi.org/10.1080/14631360903189666
Ritaudin, M. S. (2017). Teologi Politik Berbalut SARA antara Ambisi dan Konspirasi. Jurnal Kalam, 11(1), 85-105. https://doi.org/10.24042/klm.v11i1.1087
Satya, M. S., & Maftuh, B. (2016). Strategi Masyarakat Etnis Tionghoa dan Melayu Bangka dalam Membangun Interaksi Sosial untuk Memperkuat Kesatuan Bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (JPIS), 25(1), 10-23. https://doi.org/10.17509/jpis.v25i1.3667
Setiati, D. (2008). Makanan Tradisional Masyarakat Bangka Belitung. Tanjung Pinang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang.
Sya, M., Marta, R. F., & Sadono, T. P. (2019). Tinjauan historis simbol harmonisasi antara etnis Tionghoa dan Melayu di Bangka Belitung. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 4(2), 153-168.
Tan, M. G. (1979). Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia: Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa. Jakarta: Gramedia.
Theo, R., & Lie, F. (2011. Akbar, T. R. (2020). Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi (Studi Kasus Masyarakat Cina Benteng di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang) (Bachelor's Thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Creswell, J. W. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches. London: SAGE.
Damiasih, D., & Riana, R. (2022). Motto ‘Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong’in Harmonization Life Public Malay and Chinese on Bangka Island. Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, 8(3), 426-436.
Demerath, N. J., & Peterson. R. A. (1966). System of Change and Conflict. New York: The Free Press.
Destriadi, A., Rustandi, R., & Putri, M. F. J. L. (2022). Harmonisasi Kerukunan Hidup Etnis Melayu dan Tinghoa dalam wujud sila Persatuan Indonesia di Kabupaten Bangka Selatan. SOSIETAS, 12(2), 1262-1275.
Gillin, J. W., & Gillin, J. P. (1950). Cultural sociology. New York: Macmillan.
Given, L. M. (2008). The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods. Los Angeles: SAGE.
Ibrahim, I., Hidayat, A., & Herza, H. (2022). Habituasi Subkultur Tionghoa di tengah Dominasi Melayu Bangka: Politik Berbagi Peran. Society, 10(2), 146-162.
Idi, A. (2009). Asimilasi Cina dan Melayu di Bangka. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Idi, A. (2012). HARMONI SOSIAL: Interaksi Sosial Natural-Asimilatif Antara Etnis Muslim Cina dan Melayu-Bangka. THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam, 13(2), 383.
Maharsyah, D. (2023). Interaksi Sosial Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi di Kelurahan Cipulir (Studi Kasus Masyarakat di Wilayah RT 03). (Bachelor's Thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Marta, R. F. (2018). Perjuangan Multikulturalisme Perhimpunan Indonesia Tionghoa dalam Perspektif Rekognisi Axel Honneth. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 4(01), 23-31. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i01.1649
Merton, R. K. (1949). Social Theories and Social Structure. Illionis: The Free Press.
Miles, B. M., & Huberman, M. A. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Y. A. (2013, November 29). Peranakan Tionghoa di Bangka-Belitung. Historia-Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Retrieved from https://historia.id/kultur/articles/peranakan-tionghoa-di-bangka-belitung-6keRv
Permana, N. A. (2002). Berita Penelitian Revitalisasi Lembaga Adat dalam Menyelesaikan Konflik Etnis Menghadapi Otonomi Daerah. Antropologi Indonesia, 68(1), 18–21. https://doi.org/10.7454/ai.v0i68.3439
Reid, A. (2009). Escaping the Burdens of Chineseness. Asian Ethnicity, 10(3), 285-296. https://doi.org/10.1080/14631360903189666
Ritaudin, M. S. (2017). Teologi Politik Berbalut SARA antara Ambisi dan Konspirasi. Jurnal Kalam, 11(1), 85-105. https://doi.org/10.24042/klm.v11i1.1087
Satya, M. S., & Maftuh, B. (2016). Strategi Masyarakat Etnis Tionghoa dan Melayu Bangka dalam Membangun Interaksi Sosial untuk Memperkuat Kesatuan Bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (JPIS), 25(1), 10-23. https://doi.org/10.17509/jpis.v25i1.3667
Setiati, D. (2008). Makanan Tradisional Masyarakat Bangka Belitung. Tanjung Pinang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang.
Sya, M., Marta, R. F., & Sadono, T. P. (2019). Tinjauan historis simbol harmonisasi antara etnis Tionghoa dan Melayu di Bangka Belitung. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 4(2), 153-168.
Tan, M. G. (1979). Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia: Suatu Masalah Pembinaan Kesatuan Bangsa. Jakarta: Gramedia.
Theo, R., & Lie, F. (2014). Kisah, Kultur, dan Tradisi Tionghoa Bangka. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Yin, R. K. (2014). Case Study Research Design and Methods. Thousand Oaks, CA: Sage.
Zakirman, A. F., Musa, & Marsudi, M. S. (2023). Problem Muallaf Tionghoa Bangka Pasca Konversi Agama. Ri’ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan, 8(01), 63-74
Zein, A. B. (2000). Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Yogyakarta: Gema Insani.
. Kisah, Kultur, dan Tradisi Tionghoa Bangka. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Yin, R. K. (2014). Case Study Research Design and Methods. Thousand Oaks, CA: Sage.
Zakirman, A. F., Musa, & Marsudi, M. S. (2023). Problem Muallaf Tionghoa Bangka Pasca Konversi Agama. Ri’ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan, 8(01), 63-74
Zein, A. B. (2000). Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Yogyakarta: Gema Insani.
Copyright (c) 2023 International Journal of Science and Society
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
.png)
.jpg)
.png)
.png)
.png)
.png)
1.png)
.jpg)
-modified.png)
-modified.png)
-modified.png)
