The Application of Article 56 Paragraph (1) of the Indonesian Criminal Procedure Code (KUHAP) from a Human Rights Perspective in Relation to the Integrated Criminal Justice System in Indonesia

  • Sepranadja Sekolah Tinggi Hukum Pasundan, Sukabumi, Indonesia
Keywords: Application of Article 56 Paragraph (1), Human Rights, Integrated Criminal Justice System.

Abstract

Law enforcement aims to promote societal order and legal certainty by clearly defining the roles, responsibilities, and authorities of the institutions tasked with upholding the law, in accordance with their respective jurisdictions. This process extends beyond the mere fulfillment of duties; it involves the comprehensive enforcement of legal norms. The law serves as a mechanism for safeguarding human interests, and to protect these interests effectively, it must be applied equitably. Upholding basic human rights is imperative, and no entity, including the state, has the right to infringe upon an individual's fundamental rights. The adoption of the Miranda Rule/Miranda Principles into Indonesian positive law—through the enactment of Law Number 39 of 1999 on Human Rights and Law Number 12 of 2005 on the Ratification of the International Covenant on Civil and Political Rights—has strengthened the rights of suspects and defendants, particularly their right to legal assistance and defense. The Miranda Rule/Miranda Principles are vital to the criminal justice system, particularly in protecting the rights of suspects during interrogation. As a legal state, Indonesia upholds these principles, which are integrated into various judicial laws. These principles emphasize the necessity for law enforcement officers to prioritize the rights of suspects and defendants. Providing legal assistance to suspects or defendants is a fundamental aspect of the criminal justice system, and it is expected that all law enforcement officers conduct their duties in a coordinated manner, adhering to the principles of this system. The presence of legal counsel, as mandated by Article 56 of the Indonesian Criminal Procedure Code (KUHAP), is essential; neglecting this requirement can result in the nullification of the proceedings' outcomes, including investigations, prosecutions, or trials.

References

Ansori, L. (2017). Reformasi Penegakan Hukum Perspektif Hukum Progresif. Jurnal yuridis, 4(2), 148-163.

Busrizalti. (2021). Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Modern. Jurnal Ilmu Hukum Yure Humano, 5(1).

Fata, C. (2022). Efektifitas peraturan pelaksanaan bimbingan perkawinan calon pengantin perspektif teori sistem hukum lawrence M. Friedman: Studi di Kantor Urusan Agama Blimbing Kota Malang (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Fathurrahim, F. (2023). Implementasi Pasal 56 Kuhap Tentang Hak Tersangka Atas Bantuan Hukum Dalam Proses Penyidikan Perkara Tindak Pidana Narkotika. Iblam Law Review, 3(2), 1-12.

Ganindra, D. D. M. (2020). Akibat Hukum Tidak Dilaksanakannya Pasal 56 Kuhap Terkait Kewajiban Hakim Untuk Menunjuk Penasehat Hukum Bagi Terdakwa Dalam Perkara Pidana. Retrieved from: https://pn-sumedang.go.id/file_lama/Paper%202%20Akibat%20tdk%20dilaksanakan%20pasal%2056%20KUHAP%20Devina.pdf

Gultom, A. T. S. (2012). Penegakan Hukum Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas (Studi Tentang Gagasan Model Alternatif Penyelesaian Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas di Kepolisian Resort Sleman) (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Hamzah, A. (2010). Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Acara Pidana Perbandingan Dengan Beberapa Negara. Jakarta: Universitas Trisakti.

Hamzah, G. (2016). Modul Pendidikan Negara Hukum Dan Demokrasi Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi. Retrieved from; https://pusdik.mkri.id/uploadedfiles/materi/Materi_2.pdf

Hartini, S. (2010). Kajian tentang kemandirian lembaga kepolisian dalam penegakan hukum pada era reformasi. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 7(1).

Ibrahim, Y. (2024). Kepastian Hukum Penetapan Upah Minimum Kabupaten Oleh Dewan Pengupahan Kabupaten Bandung Barat Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (Doctoral Dissertation, Universitas Pasundan).

Ikma, K. (2023). Penegakan Hukum: Dilema Penegak Hukum Dalam Menciptakan Ketertiban. Retrieved from: https://law.uad.ac.id/penegakan-hukum-dilema-penegak-hukum-dalam-menciptakan-ketertiban/

Ilmia, P., Sulistiani, L., & Takariawan, A. (2023). Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Dalam Pasal 56 Ayat (1) KUHAP Dihubungkan Dengan Hak Atas Bantuan Hukum. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 11(1), 16-30.

Juwana, H. (2006). Penegakan hukum dalam kajian Law and development: Problem dan fundament bagi Solusi di Indonesia. Jakarta: Varia Peradilan.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2013). Pemberian Bantuan Hukum Pendampingan Terkait Tindak Pidana Sebagai Upaya Penegakan Miranda Principles. Retrieved from: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/4316

Kristianto, A. E., & Zen, A. P. M. (2009). Pedoman Bantuan Hukum di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Laksana, M. F. (2021). Hambatan Bantuan Hukum Bagi Terdakwa Dalam Proses Peradilan Pidana Di Pengadilan Negeri Padang Kelas IA. Rio Law Jurnal, 2(1), 1-17.

Marlina, A. (2022). Sistem Peradilan Pidana Indonesia Dan Sekilas Sistem Peradilan Pidana di Beberapa Negara. Purbalingga: Eureka Media Aksara.

Marzuki, P. M. (2008). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.

Mertokusumo, S. (2008). Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Muchsin. (2003). Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi investor di Indonesia. Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Muladi. (1995). Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Prayitno, S. (2020). Pembaharuan Hukum Acara di Pengadilan Hubungan Industrial (Phi) Sebagai Pengadilan Khusus Demi Tercapainya Keadilan Bagi Para Pihak Yang Berselisih (Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Pasundan).

Riswinarno, H., & Suratman, T. (2018). Perlindungan Hukum terhadap Tersangka dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Cakrawala Hukum I Volume, 9(1).

Setiawan, F. (2020). Perlindungan Hukum Atas Hak-Hak Tersangka Pada Proses Penyidikan Perkara Pidana Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia di Wilayah Polresta Jambi. (Tesis Program Magister Ilmu Hukum Universitas Batanghari Jambi).

Sugistiyoko, B. S. E. (2020). Perlindungan Hukum terhadap Tersangka dalam Proses Perkara Pidana. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulungagung, 6(2), 58-75.

Sulaiman, E. (2013). Hukum Dan Kepentingan Masyarakat (Memosisikan Hukum sebagai Penyeimbang Kepentingan Masyarakat). Jurnal Hukum Diktum, 11(1).

Suslianto, S. (2019). Analisis Yuridis Terhadap Penerapan Pasal 56 Kuhap Dalam Proses Peradilan Pidana. Jurnal Al Himayah, 3(1), 127-143.

Surin, M. M. (2012). Aplikasi Pasal 56 Ayat (1) Kuhap Sebagai Kewajiban Hukum Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Pada Tingkat Penyidikan (Studi Kasus di Polresta Pontianak). Jurnal PSMH UNTAN, 8(2).

Tamher, A. Y. (2023). Relevansi Pasal 56 Ayat (1) Kuhap Dengan Prinsip Miranda Rule Atau Miranda Principle. Retrieved from: https://pt-ambon.go.id/berita/artikel/257-relevansi-pasal-56-ayat-1-kuhap-dengan-prinsip-miranda-rule-atau-miranda-principle.html

Turiman, T. (2010). Memahami Hukum Progresif Prof Satjipto Rahardjo Dalam Paradigma" Thawaf". Jurnal Hukum Progresif, 1-72.

Published
2024-07-26
How to Cite
Sepranadja. (2024). The Application of Article 56 Paragraph (1) of the Indonesian Criminal Procedure Code (KUHAP) from a Human Rights Perspective in Relation to the Integrated Criminal Justice System in Indonesia. International Journal of Science and Society, 6(3), 121-140. https://doi.org/10.54783/ijsoc.v6i3.1228